Pada tanggal 1 November 2025, masyarakat di wilayah Jawa Timur mendapat pembaruan harga bahan bakar minyak (BBM) dari beberapa penyedia resmi, baik produk yang bersubsidi maupun non‑subsidi. Artikel ini merangkum secara lengkap perubahan harga, faktor yang memengaruhi, serta implikasi bagi pengguna kendaraan maupun pelaku sektor logistik. Berita Aktual Nasional terlengkap hanya ada di www.lavozindependiente.com
1. Gambaran Umum
Pembaruan harga BBM berlaku secara nasional oleh beberapa pelaku usaha, termasuk PT Pertamina (Persero) (untuk produk subsidi dan non‑subsidi), serta perusahaan swasta seperti Shell dan BP (melalui BP‑AKR) yang bagian dari segmen non‑subsidi. Perubahan harga ini mencerminkan fluktuasi harga minyak mentah dunia, kurs rupiah, serta formula harga dasar yang diatur oleh regulasi pemerintah. detikcom+4radartulungagung.jawapos.com+4cnnindonesia.com+4
Bagi wilayah Jawa Timur, yang merupakan bagian dari Pulau Jawa, harga baik subsidi maupun non‑subsidi didasarkan pada harga acuan di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang dilaporkan oleh Pertamina. radartulungagung.jawapos.com+1
2. Harga BBM Subsidi
Produk subsidi adalah BBM yang harga ecerannya ditetapkan oleh pemerintah dan biasanya diperuntukkan bagi kelompok masyarakat tertentu atau jenis kendaraan tertentu (misalnya, kendaraan umum atau usaha).
Untuk 1 November 2025, berikut rincian utama di wilayah Pulau Jawa, termasuk Jawa Timur:
- Pertalite (RON 90, bersubsidi): Rp 10.000 per liter. Tidak mengalami perubahan dibanding bulan sebelumnya. radartulungagung.jawapos.com+1
- Biosolar (subdisi solar): Rp 6.800 per liter. Stabil dari bulan sebelumnya. radartulungagung.jawapos.com+1
Artinya, bagi pengguna kendaraan yang memakai BBM subsidi, setidaknya untuk tanggal 1 November 2025 di Jawa Timur, tidak terjadi peningkatan harga pada kategori subsidi. Stabilitas harga ini penting guna menjaga daya beli masyarakat dan efisiensi biaya transportasi.
3. Harga BBM Non‑Subsidi (Pertamina)
Produk non‑subsidi adalah BBM yang harganya mengikuti mekanisme pasar dan formula pemerintah, dan biasanya lebih tinggi dari subsidi. Di Jawa Timur sebagai bagian dari Pulau Jawa, berikut daftar produk non‑subsidi dari Pertamina yang berlaku mulai 1 November 2025:
- Pertamax (RON 92): Rp 12.200 per liter. Tidak berubah dari bulan sebelumnya. radartulungagung.jawapos.com+2cnnindonesia.com+2
- Pertamax Green 95 (RON 95): Rp 13.000 per liter. Juga stabil. radartulungagung.jawapos.com+1
- Pertamax Turbo (RON 98): Rp 13.100 per liter. Tidak berubah. radartulungagung.jawapos.com+1
- Dexlite (CN 51): Rp 13.900 per liter. Naik dari sebelumnya Rp 13.700. radartulungagung.jawapos.com+1
- Pertamina Dex (CN 53): Rp 14.200 per liter. Naik dari Rp 14.000. radartulungagung.jawapos.com+1
Dari data ini dapat dilihat bahwa untuk kategori bensin non‑subsidi dari Pertamina di Jawa Timur dan kawasan yang sama tetap stabil, sedangkan pada produk diesel non‑subsidi (Dex series) terdapat kenaikan secara moderat. Hal ini menunjukkan dinamika khusus di sektor diesel yang mungkin dipengaruhi oleh pasokan, permintaan industri, atau perubahan formula harga dasar.
4. Harga BBM Non‑Subsidi (Swasta: Shell & BP)
Tak hanya Pertamina, stasiun pengisian BBM milik swasta pun melakukan penyesuaian harga efektif 1 November 2025, yang juga berlaku di Jawa Timur untuk produk yang tersedia. Berikut adalah ringkasannya:
Shell
- Shell Super (RON 92): turun menjadi Rp 12.680 per liter dari Rp 12.890. medcom.id+3detikcom+3kumparan+3
- Shell V‑Power (RON 95): turun menjadi Rp 13.260 per liter dari Rp 13.420. detikcom+2kumparan+2
- Shell V‑Power Nitro+ (RON 98): tak berlaku di semua wilayah, namun untuk area tersebut ada kenaikan tercatat menjadi Rp 14.410 per liter dari Rp 14.270. detikcom+1
- Shell V‑Power Diesel (CN 51): turun menjadi Rp 13.480 per liter. Liputan6+1
BP (BP‑AKR)
- BP 92: turun menjadi Rp 12.680 per liter dari Rp 12.890. ANTARA News Jawa Timur+1
- BP Ultimate (RON 95): turun menjadi Rp 13.260 per liter. kumparan+1
- BP Ultimate Diesel: naik menjadi Rp 14.410 per liter dari Rp 14.270. ANTARA News Jawa Timur+1
Catatan penting: Pada segmen swasta, tidak semua produk tersedia di wilayah setiap provinsi secara merata. Misalnya, terdapat keterbatasan pasokan untuk beberapa produk Shell di Jawa Timur karena belum tercapai kesepakatan komersial pasokan dengan Pertamina Patra Niaga. medcom.id
5. Fokus Jawa Timur — Implikasi & Kondisi Lokal
Meski data yang tersedia menunjukkan harga acuan untuk Pulau Jawa (termasuk Jawa Timur), penting untuk menyoroti implikasi lokal:
- Bagi pengguna kendaraan pribadi dan umum yang memakai bensin (subsidi atau non‑subsidi), perubahan harga relatif kecil atau stabil. Misalnya, Pertalite tetap Rp 10.000, Pertamax tetap Rp 12.200.
- Bagi kendaraan diesel non‑subsidi, baik dari Pertamina maupun dari swasta, terdapat kenaikan harga yang bisa menambah beban biaya operasional logistik, angkutan barang, maupun bus antar kota di Jawa Timur.
- Kelangkaan pasokan produk swasta dapat mempengaruhi pilihan konsumen di Jawa Timur—termasuk pilihan beralih ke produk utama Pertamina jika stok swasta terbatas.
- Stabilitas harga subsidi di saat daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih setelah pandemi dan tekanan ekonomi menjadi sinyal positif, namun tetap memerlukan pemantauan terkait kualitas produk dan distribusi.
Seperti disoroti oleh perwakilan politik di Jawa Timur, yakni Ali Mufthi dari DPD Partai Golkar Jatim, meminta agar Pertamina membuka transparansi terkait kualitas BBM karena adanya keluhan dari masyarakat lokal atas kerusakan kendaraan yang dituding akibat bahan bakar. ANTARA News Jawa Timur
Hal ini menunjukkan bahwa selain harga, aspek kualitas dan distribusi produk BBM juga menjadi isu penting di Jawa Timur.
6. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga
Beberapa hal yang mempengaruhi penetapan harga BBM ini termasuk:
- Pergerakan harga minyak mentah dunia (crude oil), yang memicu perubahan harga dasar BBM. radartulungagung.jawapos.com+1
- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, karena sebagian besar bahan baku dan proses pengolahan terhubung dengan harga global. radartulungagung.jawapos.com
- Formula harga dasar yang diatur oleh regulasi, seperti melalui Keputusan Menteri ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 yang menggantikan Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 yang mengatur harga jual eceran BBM umum. Liputan6
- Pasokan dan distribusi lokal, termasuk kapasitas produksi kilang, logistik ke stasiun pengisian, serta kesiapan stok dari perusahaan swasta. Misalnya, Shell menyebut adanya keterlambatan pasokan base fuel. medcom.id
7. Pesan dan Tips untuk Konsumen di Jawa Timur
Untuk pembaca di Jawa Timur, berikut beberapa hal yang dapat diperhatikan:
- Perhatikan jenis BBM yang Anda gunakan — apakah subsidi atau non‑subsidi — agar memahami harga yang berlaku.
- Gün untuk kendaraan diesel non‑subsidi, persiapkan kenaikan biaya bahan bakar yang mungkin memengaruhi rute operasional atau anggaran.
- Konsumen yang mempertimbangkan menggunakan SPBU swasta (Shell, BP) sebaiknya cek ketersediaan dan harga lokal karena bisa berbeda tergantung stok di wilayah.
- Karena isu kualitas mulai muncul, pastikan memilih SPBU yang memiliki reputasi baik, mengecek kondisi BBM sebelum pengisian (misalnya kebersihan nozzle, tidak tercampur air) dan menyimpan tanda bukti pengisian jika nanti diperlukan jika terjadi kerusakan.
- Untuk pengusaha logistik atau angkutan umum: hitung ulang biaya operasional BBM berdasarkan harga terbaru dan evaluasi apakah ada kebutuhan menyesuaikan tarif atau efisiensi operasional.
8. Ringkasan
Pada tanggal 1 November 2025 di Jawa Timur:
- Produk subsidi (Pertalite Rp 10.000, Biosolar Rp 6.800) tetap stabil.
- Produk non‑subsidi Pertamina: bensin stabil (Pertamax Rp 12.200, Pertamax Green Rp 13.000, Pertamax Turbo Rp 13.100), sedangkan diesel non‑subsidi naik (Dexlite Rp 13.900, Pertamina Dex Rp 14.200).
- Produk non‑subsidi swasta: Shell dan BP mencatat penurunan harga bensin di kisaran Rp 12.680–13.260 per liter, namun kenaikan di diesel Rp 14.410.
- Faktor utama: harga minyak global, kurs rupiah, regulasi pemerintah, dan kondisi pasokan lokal.
- Bagi konsumen di Jawa Timur: stabilitas subsidi menjadi kabar baik, namun kenaikan diesel dan potensi keterbatasan pasokan swasta layak diperhatikan.
